Juli 15, 2011

Fanfic Boyfriend - Finding a Little Princess


Tittle : Finding a Little Princess
Author : Choi Sang Won
Main Cast : all member Boyfriend dan pemain tambahan
Genre : family, konflik
Lenght : sequel #part 1

Suatu hari disebuah pulau kecil, sebut saja pulau Jeju hiduplah seorang wanita paruh baya bernama Choi Hyun Ah dengan seorang putri semata wayangnya Choi Sang Won.. Sangwon tumbuh menjadi yeoja yang cantik, ceria, ramah, baik hati dan suka menolong, dengan ciri-ciri fisiknya berambut lurus pajang yang selalu dikuncir di bagian kiri sedikit ke atas dan sisanya terurai, tinggi 160 cm, berkulit putih pada umumnya penduduk korea, dan mempunyai tanda lahir berupa tahi lalat di bawah mata kirinya dan di dada sebelah kanan.. Mereka hidup di pulau kecil ini bukan sebagai orang yang miskin, tapi juga bukan termasuk orang yang kaya, mereka hidup sederhana dengan mengandalkan sebuah toko kue yang menjadi sumber kehidupan mereka berdua..

“umma, apa masih ada pesanan lagi yang harus ku antar?” tanya Sangwon.

“sepertinya ini terakhir untuk hari ini.” Jawab Hyun Ah sambil menyerahkan sekotak kue untuk dikirim pada pemesan.

“baiklah, setelah ini aku akan berkunjung ke rumah appa dulu, sudah lama aku tidak kesana” kata Sangwon yang setelah itu langsung pergi dengan sepedanya seraya melambaikan tangan kepada ummanya tercinta yang ada di dalam toko.

Berkunjung ke rumah appa? apa mereka tidak tinggal satu rumah?..Ne, memang mereka tidak tinggal satu rumah sejak Sangwon lahir.. apa yang terjadi? Mereka bercerai?..

‘tok.. tok.. tok.. “annyeong...” teriak Sangwon.

“Ne..?” jawab si pemilik rumah.

“em, Park Ahjumma, ini pesanan anda.. sekotak scone yang hangat baru diangkat dari pemanggang ^^” kata Sangwon sambil mengangkat kotak kue yang dibawanya.

“wah,. Kelihatanya lezat, Princess Bakery memang tidak ada bandingannya, aku sudah menunggumu dari tadi,..” kata si pemilik rumah.

“haha.. tentu saja, tidak ada kue yang seenak kue toko kami” jawab Sangwon.

“harganya seperti biasa kan? Ini...” kata si pemilik rumah sambil menyerahkan uang.

“ambil saja kembaliannya” tambahnya.

“woah, Ahjumma memang selalu baik padaku, gomawo” kata Sangwon lalu menghampiri sepedanya dan mulai mengayuhnya untuk pergi kesuatu tempat.

Angin sore hari menambah sejuk dimusim panas ini.. sesampainya di tempat tujuan Sangwon, terpampang tulisan di pagar rumah appanya “Pemakaman Umum Pulau Jeju”.

Pemakaman? Terlihat aneh.. tanpa ragu sedikitpun, Sangwon memasuki pemakaman itu yang bagi sebagian orang dianggap sebagai tempat yang menakutkan, tapi tidak bagi Sangwon, karena itu adalah ‘rumah’ appanya.. sambil berjalan lebih kedalam, dia melihat dan mencari seseorang yang dia cari, akhirnya dia menemukan sosok tersebut,. Sambil setengah berteriak, Sangwon memanggil orang yang dicarinya

“appaaaa.... aku datang...”....

Sangwon segera manghampiri tempat appanya berada.. lalu dia segera duduk di samping batu nisan yang bertuliskan ‘Choi Je Joon’.

“appa,... apa kau merindukanku?” kata Sangwon sambil membersihkan di sekeliling makam itu.

“hari-hari ini, toko sangat ramai, aku dan umma sampai kewalahan , haha” tambahnya.

Keadaan makam hening sekejap..............................................

“appa, jeongmal dangsin-i geuliwo” kata Sangwon sambil menatap dalam-dalam tulisan yang ada pada nisan itu.

“aku dan umma selalu merindukanmu, appa ingat kan kalau sebentar lagi usiaku 17 tahun,.. jangan bilang appa lupa memberiku kadoku ya, haha.... tapi,... tahun ini aku ingin memilih kadoku sendiri.. meskipun itu tidak akan pernah terwujud” tambahnya.

“aku ingin appa hidup lagi, hanya itu kado yang ku inginkan”........

******

“aku pulaaaaang” teriak Sangwon sambil membuka pintu lalu mencari sosok yang bernama Choi Hyun Ah.

“umma kemana?” batinnya.

“ummaaa, apa kau di rumah?” teriaknya lagi.

Sangwon mulai menyusuri setiap lekuk rumahnya untuk mencari sosok ummanya sampai akhirnya dia menemukan sosok itu sedang terduduk di balkon.. Sangwon langsung terdiam ketika melihat sosok ummanya karena melihat keadaan ummanya pada saat itu.

“umma? Menangis?” batinnya.

“umma? gwenchanaeyo?” tanya Sangwon sambil memegang pundak ummanya.

“ne. gwenchana.. kapan kau datang?” tanya umma Sangwon.

“baru saja.. apa yang terjadi?” tanya Sangwon lagi.

“andwae.. Kau minta kado apa kali ini dari appamu?” tanya ummanya.

“haha, hanya kado yang konyol” jawab Sangwon.

“ayolah, beri tau umma” pinta ummanya.

“aku ingin appa, aku ingin appa hidup, itu kado yang ku inginkan” jawab Sangwon
tertunduk.

“itu bukan hal konyol chagi, kau pasti akan dapatkan appamu kembali” batin ummanya.

“umma merindukan appa ya..” tebak Sangwon.

“kenapa kau tau? Haha”. tanya ummanya

“haha, tentu saja... aku kan anak umma” jawab Sangwon bangga tanpa dia ketahui bahwa ada yang disembunyikan ummanya padanya. Hyun Ah bukan menangis karena merindukan mediang Choi Je Joon yang telah tiada yang sebenarnya bukan suaminya, melainkan dia menangis karena sebentar lagi dia akan kehilangan putri baginya, Sangwon.

Bukan suaminya? Putri baginya? Siapa sebenarnya Choi Je Joon itu? Lalu, Sangwon? Apa dia juga bukan putrinya?.... bagaimana dengan Choi Hyun Ah? Siapa dia?...

17 tahun yang lalu, di sebuah rumah besar yang dihuni oleh keluarga Kim saat itu sedang dalam keadaan yang menegangkan, Kim Donghyun, yakni kepala rumah tangga atau pemilik rumah besar tersebut sedang menunggu di ruang keluarga bersama putra-putranya Kim Hyunseong, Kim Jeongmin, Kim Youngmin dan Kim Kwangmin yang saat itu kira-kira berumur 2 sampai 6 tahun..

Sekilas tentang keluarga ini..
Kim Donghyun adalah seorang pengusaha sukses yang bijaksana, suka menolong, suka berbagi harta, bahkan dia mempunyai beberapa yayasan panti asuhan yang tidak pernah lupa ia kunjungi setiap minggunya, atau jika dia tidak sibuk.

Nyonya Kim bernama Kim Soowon, istri pertama dan terakhir yang dinikahi Donghyun, ciri-ciri fisiknya mempunyai paras yang cantik, rambutnya panjang lurus dan mempunyai tahi lalat dibawah dagunya.

Mereka dikaruniai 4 orang putra yakni putra pertama Kim Hyunseong ,putra kedua Kim Jeongmin dan putra ketiga serta keempat, si kembar Kim Youngmin dan Kim Kwangmin.

Kembali pada cerita di atas...

Keluarga Kim saat ini sedang menunggu detik-detik kelahiran anaknya yang ke lima, baik Donghyun maupun Soowon ingin sekali mempunyai seorang putri.. tapi Tuhan berkehendak lain, dari ke 4 anaknya mereka masih belum dikaruniai seorang putri satu pun,.. dan mereka berharap pada kelahiran anak kelimanya ini, mereka bisa mendengar tangisan bayi berjenis kelamin perempuan yang mereka idam-idamkan.. dan akhirnya yang dinanti-nanti tiba.....

Nyonya Kim melahirkan seorang yeoja yang sangat cantik dan mungil, sangat mirip dengan ummanya.. Tuan Kim serta putra-putranya segera menghampiri Nyonya Kim setelah di ijinkan oleh dokter yang menangani Nyonya Kim.. Segurat wajah bahagia menyelimuti wajah keluarga Kim, tapi semua itu tidak bertahan lama......

Keluarga besar Kim memiliki peraturannya sendiri, dan bagi Donghyun, peraturan itu adalah peraturan yang sangat tidak masuk akal.. yakni,.. Jika keluarga Kim melahirkan seorang bayi perempuan, bayi itu harus diasingkan sejauh mungkin selama 17 tahun..

Dan pada hari kelima setelah bayi perempuan itu lahir, terjadi insiden di keluarga Kim yang mengakibatkan masalah baru datang pada keluarga ini..

“AKU MENENTANG PERATURAN TIDAK BERGUNA INI” bentak Donghyun pada para tetua (orang yang lebih tua dan yang membuat paraturan itu), lebih dari 10 tetua yang datang dikediaman keluarga Kim.

“APA YANG KAU KATAKAN, KAU BERANI MENENTANG PERATURAN YANG DIBUAT LELUHUR KITA” bentak tetua itu membalas bentakan dari Donghyun.

“PERATURAN ITU SANGAT TIDAK ADA GUNANYA, ITU HANYA MEMBUAT HUBUNGAN KELUARGA INI PECAH” bentak Donghyun lagi.

“KAU, BERANI-BERANINYA KAU..” geram salah seorang tetua.

“APA SALAHNYA KALAU KITA MERAWAT ANAK PEREMPUAN KITA SENDIRI, APA ITU SEBUAH DOSA BESAR HA” bentak Donghyun lagi dan lagi.

“APA KAU BODOH, LELUHUR KITA MENGATAKAN BAHWA KEHADIRAN ANAK PEREMPUAN DI KELUARGA KIM HANYA AKAN MENDATANGKAN MALAPETAKA” teriak salah seorang tetua yang sudah beruban..

Keadaan semakin memanas, Donghyun tidak lagi bisa mengendalikan amarahnya , dia mengamuk dan mencoba memukul salah seorang tetua yang paling membuatnya muak, tapi perbuatannya itu malah akan membuat keadaan semakin berantakan, Donghyun terpaksa diseret ke sebuah ruangan dan ruangan itu dikunci dari luar.. dia berontak sekuat tenaga , tapi kaki tangan yang tetua bawa tidak bisa dia taklukkan, selain jumlah kaki tangan itu lebih banyak, juga karena postur tubuh yang sangat tidak seimbang dengan postur tubuh Donghyun..

Di ruang tengah, Soowon hanya bisa menangis sejadi-jadinya melihat kepergian bayi perempuannya yang baru berusia 5 hari.. Bayi itu dibawa oleh salah seorang tetua yang memakai kacamata tanpa frame, lalu bayi itu diserahkan pada pembantu keluarga Kim yang bernama Hyun Min, dia diberi amanah untuk membawa bayi itu kabur sejauh mungkin dan dia dilarang menceritakan tentang asal-usul bayi perempuan itu kepada siapapun yang dia temui maupun kepada bayi itu setelah ia tumbuh, dia juga dilarang untuk mendekati rumah keluarga Kim setelah dia pergi, dan hanya keluarga Kimlah yang boleh mencarinya, itupun 17 tahun lagi, dan yang hanya boleh diketahui oleh bayi perempuan itu adalah namanya, Sangwon.

Sebelum dia pergi, tanpa diketahui tetua, Soowon menghampiri Hyun Min dan segera menyerahkan sebuah kalung untuk diberikan kepada Sangwon, setelah itu, Hyun Min pergi kesebuah pulau terpencil yang disebut pulau Jeju dan dia hidup dengan nama baru, Choi Hyun Ah dan putrinya Choi Sangwon.

“umma,.. Sangwon dibawa kemana? Kenapa kami tidak diajak?” tanya Hyunseong polos.

“adik perempuanmu hanya akan pergi untuk sementara.. kita tunggu 17 tahun lagi, dan melihat adikmu menjadi yeoja yang cantik” jawab Soowon dengan terisak-isak.

******

2 tahun berlalu, dan sekarang Sangwon sudah berumur 19 tahun..

“umma.. ada lagi pesanan yang harus aku kirim?” tanya Sangwon.

“ini yang terakhir ^^” jawab Hyun Ah.

“baiklah... aku akan ke rumah appa setelah ini” jawab Sangwon.

Umma? Pesanan? Hyun Ah? Rumah appa?.. bukankah Sangwon sudah 19 tahun,. Tapi kenapa kata-kata itu terdengar tidak jauh berbeda ketika Sangwon berumur 17 tahun.. apa yang terjadi dengan keluarga Kim?

Setelah Sangwon mengantarkan pesanan yang terakhir, dia segera menuju tempat pemberhentian selanjutnya , tapi dipinggir sungai yang dia lewati, dia melihat sebuah kejadian yang membuat dirinya terkejut.

“omo.... gwenchana?” tanya Sangwon panik.

“kenapa namja ini? Dia penuh luka, apa dia diserang binatang buas?” batinnya ketika melihat sekelilingnya, um.. mungkin tempat itu bisa dikatakan sebuah hutan. Dan itu membuat Sangwon yakin kalau namja ini diserang binatang buas.

“hei kau.. bangunlah, kau membuatku takut..” kata Sangwon bertambah panik.

“to-tolong a-ku—“ kata namja itu setengah berbisik kemudian pingsan lagi.

“hei, hei.. eod-eoddeokajyo” kata Sangwon “aku harus membawanya pulang” tambahnya.

******

Beberapa hari kemudian, tepatnya 1 minggu setelah Sangwon membawa namja itu pulang ke rumahnya, namja itu masih belum sadar dari pingsannya, tapi luka-luka yang ada di tubuhnya sudah mulai mengering.. saat itu adalah musim semi, musim yang sangat disukai Sangwon...

“akh..” teriak namja itu dari dalam kamarnya.

“suara siapa itu? Apa namja itu sudah sadar?” batin Sangwon lalu menghampiri kamar
tempat namja itu berada.

“kau sudah bangun? gwenchanaeyo?” tanya Sangwon sambil membantu namja itu kedalam posisi duduk.

“aku, dimana?” tanya namja itu.

“eh, kau ada di rumahku, aku menemukanmu tergeletak di pinggir sungai 7 hari yang lalu. Apa yang terjadi padamu?” tanya Sangwon. “kau juga penuh luka” tambahnya.

“aku, aku, aku tidak ingat” jawabnya sambil memegang rusuk dan kepalanya.

“eh, kau tidak,.. kepalamu pasti terbentur sesuatu, .. apa kau ingat nama dan rumahmu?” tanya Sangwon lagi.

“nama? Rumah?” kata namja itu lalu dilanjutkan dengan gelengan kepala.

“aigoo,.. sepertinya lukamu parah ==” kata Sangwon pasrah.

“kau, siapa?” tanya namja itu.

“aku, . Sangwon, Choi Sangwon imnida” jawab Sangwon.

“Sangwon?” batin namja itu.


~TBC~

gimana?? garing ya???
jeongmal mianhae T.T
untuk chingudeul sekalian yang baca ato ga sengaja nemu fic ini,
dimohon meninggalkan jejak ya..

tar ku kasih uang jajan.. hasil ngamen sama Donghyun oppa..

wkwkwk..

1 komentar: